Sunday, November 18, 2012

Journey

 Journey 3
“ DEE Lay Ma I“      Novotel Orchid Inn,  Singapore 12 December 1987
Ketika pagi harus berkutub dua matahari…
Aku akan kehilangan bayangku….
Ku luah bunda binasa,..Ku telan ayah kan sirna….
Dan malam..
Seolah begitu lama bersemayam…
Meski rembulan meradang..
Seolah pantang untukku berpaling…
Mengurai teka teki dalam hening…
Mengingkari Nurani …
Ternyata tak semudah bernyanyi…
Kubeliakkan hatiku…Agar aku bisa lebih merasa…
Kurentangkan Jiwaku…Agar sanubariku mengerti…

It’s me..if you want to know      Royal Malaysian Air force Base, Kp Melayu 8 July 1991

Malam memang duniaku…
Ketika sang surya tersenyum…aku belum terlena…
Duniaku memang dunia tanpa batas…
Waktuku juga waktu yg tak pernah selaras…
Apakah itu satu protes ?....Atau hanya sekedar gurauan…
Sepertinya aku tak begitu perduli…Dan semua itu tak pernah kugubris…..
Toh mereka tau…aku hidup tak beralaskan dengki…
Aku jalan tanpa menghadang kaki orang…
Dan aku bernafas tanpa membuat orang lain tercekik…
Sedangkan amarahku memang jauh dari rasa dendam….
Aku belum pernah mundur dan terbirit…Ketika orang menjual angkara….
Aku juga tidak pernah gentar.. mDengan orang yg taunya hanya berujar…
Kupagari hidupku dengan naluri…Dan kualasi hatiku dengan nurani…
Mata pisau tak menyurutkan nyaliku…
sedang ujung senapan pun pernah hinggap di dahiku…
Dikala siang..aku payungi mereka dengan kata kataku…
Dikala senja…aku naungi mereka dengan kedua tanganku..
Dan dikala malam…aku jaga mereka dengan kedua mata elangku…
Rasanya..
Tak perlu aku harus meniup sangkakala…
Aku segan membangunkan sang Bianglala
Aku berlari..dibawah telapak mereka…
Agar nyaman baginya untuk melangkahkan kakinya…
Tanpa harus memijak tajamnya onak dan duri…
Karena itu memang menjadi wewenangku….

“ DEE Lay Ma II “      Novotel Orchid Inn,  Singapore 18 December 1987

Aaaaah…itu kan bukan urusanku…
Mulutku berkata begitu…
Tapi hatiku membisikkan yg berlawanan…
Mulutku seolash menjadi juru bicara egoku…
Sedang hatiku..jelas mewakili nuraniku….
Aku tidak menolak..ketika hatiku berkata rindu…
Gambar Jamilah..nyata sekali masih terpampang di pelupuk mataku…
Semarang..sepertinya akan mengukir sejarah cinta di dalam jiwa…
Dan egoku tau sekali…hatiku terluka….
Hatiku kecewa...dan ini sebuah derita…
Kalau tidak bisa kusebut bencana….
Iyaaaa…..aku tau…
Aku memang rindu…
Gadis Kauman itu telah menawan hatiku…
Tapi aku harus meninggalkanmu…
Demi sebuah hidup baru..yg akau sendiri tak begitu tau…
Whatever….                                    San Qeroboqan, Balifornia end of June 2012
If… saying something is a sin…
Then I better shut up and let You win…
If  laughing loudly is also a crime…
So ..what for.. we’re having such a good time ?
And if you want me to be quiet
Then I’ll ask my lips to go on a strict diet…
And if You think..my present is just a waste…
Maybe I better get another dream to chase…
People keep criticizing me for my anger…
Maybe I better ask them to buy a mirror..
‘cause idiots always think that they’re so smart..
In any occasion they always so busy to take a part…
Showing of and Often acting like some big shots …
But frankly speaking,… their brains is just full of blank dots..
To play this game..you’re just simply out of my league
If you try to force it…you will end up like a freak..
If  music is a noise to your ears
Then One day you surely will drain out your tears..
There’s no point giving me a pedestal..
When at the end..you always blame me on a trouble…
Let’s just get this thing straight…
‘cause if I have to go…I’ll never keep no hate…
Rembulan Jatuh di Scott Road.. 1  Temple of the Lion, 24 May 1989

Aku tercungap tepat di Depan Halte Bis Scott Road…
Ketika seorang menyapaku…dan bertanyakan namaku…
Seraut wajah yg seolah pernah kukenal…
Meski aku masih memeras ingatanku …dimana Ia pernah kujumpa…
Bis sepertinya masih lama untuk tiba…
Kami masih berborak di hiruk pikuk Singapura
Meski sejak tadi .. ingin rasanya ku bertanya…Siapa gerangan dia…
Berambut pendek lurus …jatuh sebahu..
Beralis tebal…dan menjuntai bulu matanya…
Matanya agak sipit, meski tidak terlalu sempit…
Badannya sempurna dan sedikit atletis….
Dia bertanya :” So..where are you heading to ? “
Aku tidak segera menjawab pertanyaannya…
Aku masih begitu terpesona dengan gerak bibirnya…
Begitu sempurna….begitu menguja…begitu manja…
Rasanya..sanggup untukku tak terpejam dua hari dua malam
Hanya untuk memperhatikan dia bercakap…
Segera dia berkata, sebelum aku sempat menjawab…
:” I tell You what …you come with me to my college…
‘cause I know…You just go nowhere..like Always “…
Bis yg kutunggupun tiba… Segera Ia raih tanganku …
dan dipandunya aku  duduk di dalam Bis….
Bis bergerak perlahan…Tangannya masih tak lekang dari tanganku…

Rembulan Jatuh di Scott Road.. 2  Temple of the Lion, 24 May 1989

Seperti Kerbau yg dicucuk hidungnya…
Aku tidak protes…
Ketika dia menekan bell dan Bis berhenti…
Digandengnya tanganku turun…
Dan masuk kedalam sebuah College…
Masih belum renggang tangannya dariku
Dia bilang :” Wait at the Cafeteria…I won’t be long ,
Just get some forms for the registration,
and then we go to Jurong…to have Beef Noodle over there “…
Sekali lagi aku juga nggak Complain…
Lima belas menit kemudian…dia pun datang…
Dengan seorang kawan..wanita muda sebayanya…
Tapi masih kalah cantik darinya…
Meski  ia tak tergolong buruk rupa…
Dia mendekat..
dan memperkenalkan kawannya padaku…
: “ This is Sherly,..and this is my boy friend…Erick “…
Gluuk…aku menelan ludah…hampir luntur Jakunku…
Kaget..senang..bingung…dan masih terpegun…
:” Don’t just stand there…let’s go…oohhh..Erick… I forgot to tell you..
Sherly lives different block from us “……
Sekali lagi aku tercenung dan bertanya dlm hati : (“ From us “ )…
Dari pembicaraan mereka berdua…aku baru tau..
kalau namanya Samantha,..dan aku baru sadar..kalau dia..
tinggal di Apartment persis depan Tempat tinggalku….
Cuma mungkin aku kurang begitu memperhatikan….
Beef Noodle pun sudah habis kami santap….
Dahiku berkeringat…dengan cepat…
Sam..( begitu aku memanggil namanya )…
Mengambil Tissue dari tasnya
dan menyapu dahiku yg berkeringat…
Sekali lagi aku merasa teruja…
Gadis secantik itu..begitu cepat…menjatuhkan
Fonis nya pada diriku..untuk menjadi pacarnya…
Sembari berangan...dan bertanya dalam hati…
Apa yg dilihat gadis ini dariku ? …karena aku juga sadar..
Aku tidak termasuk dalam golongan anak muda
Yg berparas elok rupa…

Rembulan Jatuh di Scott Road.. 3  Temple of the Lion, 24 May 1989
Siang itu..dia menemaniku seharian..
Dari Plaza Singapura..hingga ke Plaza Beras Basah…
Memang dua tempat itu yg paling sering aku kunjungi…
Tempatku menjamu mata..dengan berbagai Instrument
dan alat alat music yg memang aku minati….
Dan seperti biasa..aku lebih banyak menjadi pendengar..
Dia cerita tentang masa kecilnya…hingga ke bekas pacar…
Kisah tentang dia ditinggalkan ayahnya…
Kisah tentang perjuangan ibunya…
Kisah tentang dia sering memperhatikanku dari Apartemennya..
Aku masih menjadi pendengar yg baik….
Bahkan ketika kami sudah duduk di dalam Bus untuk pulang..
Sore itu hujan..” Don’t worry…I always carry an umbrella with me “..ujarnya…
Kamipun sampai di Bus Stop River valley…dan turun perlahan…
Dengan cepat dia peluk tubuhku sambil membuka lebar payungnya…
Meski hujan tak selebat tadi dan mluai reda…..
Dan celakanya…aku menikmatinya….menikmati setiap sentuhan yg ada…
Dia sepertinya sengaja memperlahankan jalannya…masih sambil bercerita..
Tentang keinginnanya…tentang cita citanya…bahkan tentang diriku…
Aku tak tau… kalau orang begitu detail memperhatikan setiap gerak gerikku..
Di kehidupan keseharianku…dari pagi hingga jauh malam….
Dan akau langsung tak tau apa apa tentang dirinya…walau hanya sekerat cerita…
Kami menunggu lift bernomor genap…sambil memperhatikan bibirnya…
Sibuk bercerita tentang Tante Cerewet penjaga Mini Market di depan Swimming Pool…
Lift terbuka..kami masuk..dan dia memencet angka delapan…
Kok dia tau ? aku di Lantai delapan…anganku bekerja dengan penuh Curiosity…
Sampai di lantai delapan…dia masih menggandeng lenganku…
Melewati pintu rumahku…belok kiri…ooohhh….sekarang aku tau….
Ternyata dia putrinya Miss Tan…
Seorang Ibu,…yg pernah ku tolong membawa belanjaannya ke atas….
Seorang Ibu yg pernah kutolong membelikan Gas…
Seorang Ibu ..yg berwajah gigih dan pintar….
Ooooh… jadi nama gadis ini Samantha Tan…
Akupun mengantarnya…sampai depan pintu rumahnya…
mamanya membukakan Pintu…dan dia pun mencium mamanya
Dia masuk kedalam rumah…dan aku masih tercegat diasana…
Haruskah aku ikut masuk…atau aku terus pulang…
“ Mooomm….that’s Erick…You know each other don’t you mom “….
Dia teriak dari dalam …. “ oooh so… Erick is Your name young man…
Thanks for giving Samantha a company…do you want to come inside and have
Some tea ?.. maybe ? “…aku menjawab :” yes Mam.. my name’s Erick…errrrr…
No thanks mam ,..I think maybe some other time..I’ll stop by and have some tea…
’cause I got to clean up my apartment …have a nice evening Miss Tan.. “
:” ooh ok then… You Too Erick “..tukasnya..
Ketika aku membalikkan badanku untuk pulang…
Samantha mengejarku dan berbisik :” don’t you dare to lock your door “ ..
sambil membeliakkan matanya yg tak berapa lebar itu..
Akupun melangkah pergi……belum genap lima langkah…
dia mengejarku lagi…merangkulku dan mencium pipi kananku…
 sambil minta gendong dari belakang….sembari membisikkan
: “ close the curtain in your room…I’ll be there in a minute “….
Belum sempat aku ganti pakaian..aku dengar dia teriak
 : “ Moooommm… I go to Erick’s house..bye “…

Seuntai kata untuk EJ       Le Gian Qaooh, 18 June 2012

Sudah berkurun rasanya ….aku tidak bertemu
Kini Gadis kecil itu sudah menjadi Ibu…
Tapi senyuman lugu itu masih disitu…
Lekat dijiwanya dan tak terkikis waktu…
Gadis mungil berambut kemerahan itu…
Selalu tersenyum  dan kadang tersipu…
Lesung pipitnya meraih dagu….
Ketika aku sering kerumahnya ..sewindu yg lalu…
Tak terlintas di benakku
Kalau sekarang..kami bisa bertemu..
Begitu santun dan bernurani Ratu…
Sikap itu yg menuai rasa hormatku…
Dalam hati aku sungguh terharu…
Rasa bertuah…dia masih mengingatku..
Meski tak harus dia menyapaku…
Tapi  Ia lakukan dan aku menghargai itu…
Terimakasih EJ..aku sudah banyak belajar darimu

Meriank…geringSan Qeroboqan, North Qoota, Balifornia  19 June 2012

Tenggorokanku seperti terpanggang….
Tapi …sebatang rokok …masih lekat terpampang…
Jalanku sudah mulai goyah tak berlenggang…
Sekujur tubuhku rasanya tegang…
Bercakappun susah…apalagi berdendang…
Lubang hidungku..sejak semalam memang tersumbat…
Tanda tanda..aku mulai tak merasa sehat…
Barangkali gara gara sering tidur terlambat
Fikirkan …nasib badan yg tinggal sekerat…
Meski begitu… aku belum parah dan sekarat..
Tak kuhirau segala lenguh di badan
Meski ludahpun susah rasanya kutelan
Tak rela aku jika ini berterusan..
Segala daya akan ku kumpulkan…
Untuk bangkit…dan melawan…

Tanah Lot                  Land of the Lord, Balifornia  22 June 2012

Disinilah…di tanah para Dewa Memedar Wejangnya….
Nusa Alit di tepi samudra …yg di topang Seribu Yadnya…
Puja dan Mantra tertiup oleh Pawana Segara…
Tembang Pujian mengiring seloka…
Meluruh sukma ..membasuh jiwa…
Limpahan berkat… Duli Hywang Widi Wasa….
Membakar Dupa …pelipur samsara…
Wangian Syurga…sejuta Cendana…
Sepuluh jari menggenggam nestapa…
Memohon ampunan para Dewata….
Bedugul 1                        Jardin Botanico, Badoogool, Balifornia  19 June 2012

Kuhirup nafasku dalam dalam…
Meregang tangan dan menengadah…
Terima kasih ya Tuhan…
Karena masih Kau berikan aku kesempatan..
Untuk menikmati dan menyaksikan…
Karunia ciptaanmu berupa Hutan…
Yg tersusun indah dan menyegrakan…
Sejuknya angin… seolah merangkul dan memelukku…
Nyaman sekali…indah sekali….
Rumput dan Bebungaan yg merona..
teriakan teriakan anak anak kecil yg berkejaran…
pohon pohon raksasa dan bentangan Danau yg kehijauan…
memaksaku untuk diam dan menikmati….
Kukunyah dengan nikmat…sajian alam yg jelita ini…
Karena mungkin…satu hari nanti..ia kan sirna…
Ditelan mulut mulut rakus yg penuh angkara…

Bedugul 2            Temple by the Lake, Badoogool, Balifornia  19 June 2012

 Secangkir kopi hitam..panas dan pekat….
Semangkok Bakso aneh..akhirnya  licin kusikat…
Karena lapar kusantap juga ,.. meski rasa lidahku tak begitu sedap….
Sebatang rokok segera kubakar…dan mulutku pun mulai berasap…
Telapak Tanganku bergetar..saling menggosok….
Mengusir sejuk…. tiupan angin danau… yg dijaga sepasang Kodok
Ujung Pura diatas air itu…sebentar Nampak…sebentar hilang…
Diselimuti Kabut putih…… yg selalu hadir di kala petang…..
Kulipat tanganku didada…dan otakku mulai bicara…
Mencongak mimpi…hanya sekedar menghibur jiwa….
Belantara anganku telah lama kukunci….
Diantara terjal dan licinnya jurang dalam hati…
Segera kulekatkan bokongku di lantai usang dermaga kayu…
 Agar tak jenuh…kubersandar di tiang bambu mengusir penat…
Sepasang mataku berkeliling mencari wajah itu…
Seraut rupa yg menyapaku dengan tatapan malaikat….

LRT Station Masjid Jamek  Jameque Mosque, Mud Bay  3 October 2006

Penat sudah aku menunggu….
Perutku pun dah kembung menelan segalon kopi…
Tapi..batang hidungnya tak juga hadir di depan mataku…
Nak pergi ….takut dia sekejap lagi datang…
Kalau tetap duduk…buntutku pun rasanya dah naik kematu….
Tak faham kenapa…aku masih tercongok juga disitu…
Kuputuskan untuk segera  beranjak dan berlalu…
Naik ke stesen LRT Masjid Jamek…dan menunggu…
Kereta yg datang bukan ke Ampang rasaku….
Kalu  naik juga…alamat… ke Bukit Jalil lah destinasiku…
Akhirnya aku naik dan berdesak diantara penumpang…
Agak kesal..habis waktuku sepanjang siang…
Menunggu kawan yg tak jadi datang…
Ini yg buat aku agak meradang….

I Can’t sleep 1     KL – Quantan High Way 3.00 am, Mud Bay 19 July 2003

Dah dari tadi aku memandu kereta…
Tapi tak juga aku tau nak kemana…
Keluar rumah tadi …sepertinya pukul tiga…
Jam ditanganku..dah pun menunjuk angka lima…
Kalau nak patah balik…boring pulak…
Kalau nak terus…tengok pokok Sawit tu dah naik jelak…
Dengar CD lagu..telingaku pulak dah mula pekak…
Pasang Radio..suara penyanyinya garau macam Katak…
Kampung New Zealand sepertinya tengah sunyi….
Di kepalaku ..terbayang Ikan Terubuk…sambal dan Nasi…
Kalau nak menjamu selera… kena tunggu lah pagi….
Sementara.. cacing di perutku dah mula bernyanyi…
Ku berentikan kereta, tepat di depan Plaza Teruntum…
Pukul tujuh pagi... semerbak bau kopi pun tercium….
Bandar Kuantan.. sepertinya semakin harum…
Rehat kejap…kepalaku dah macam tertusuk jarum….
Kuhalakan kereta ke Teluk Cempedak….
Berharap sangat Terubuk Bakar dah diatas meja tergeletak…
Tinggal duduk dan basuh tangan untuk melantak…
Perut kenyang…cari Hotel ..menjamu mata yg  dah semalam terbeliak…

I Can’t sleep 2     Rebak Marina, Langkawi 13 August 2002

Kupegang erat…ujung Ugly Stick 5,7 agar tak terlepas…
Sejam yg lalu…tangkapanku sempat terkandas….
Baracuda gemuk itu….tiba tiba menyentap dan berenang bebas…
Kali ini…aku tak nak gelojoh dan berakhir lemas….
Ujung Catamaran bergegar pelan menahan beban….
Captain Steve datang melepak memegang joran…
Sambil mengumpat dia sibuk memasang umpan…
Cerutu busuknya melekat di mulutnya yg mirip tempayan…
Semerbak Scotch keluar dari botol Pewternya yg nipis….
Sementara…stock kopi di termosku semakin habis….
Aku sendiri dah rasa macam nak menangis….
Bau badan Mat Saleh ini memang cukup hamis….
Pukul 3 pagi….jadi teringat lagu P Ramlee….
Kuikat joran di tiang layar sebelah kiri….
Berharap sangat umpanku di sentap Barramundi
Tak nak rasa terkilan seperti tadi…. 

I Can’t sleep 3  Pandan Heights, 20th floor, Balcony, 2 January 2004

Kelmarin,..Semalaman kujereng mataku…
Demi sesuap nasi… aku menyalak di malam Taun Baru
Menjelang pagi…aku baru buka pintu rumahku…
Badan dan tulangku pun terasa macam nak reput…
Nasib baik.. tadi di jalan ..masih sempat kuisi perut….
Meski hanya dengan sebungkus Nasi Lemak berbungkus ciput..
Satu January dua ribu empat..
Jam 6 petang… dari katil aku melompat…
Perutku melilit,…dah dekat sekarat…
Badanku lemas…dah terlalu penat…
Segera kutelfon kedai Pizza Hut…
Delivery datang…mulutkupun bersilat…
Kulantak Hawaiian Chicken,.. habis empat kerat…
Air sejuk satu mug licin kusikat…
Perutkupun dah mulai berat…
Program TV dah rata ku cari…
Tak satupun yg lekat di hati…
Daripada aku mati berdiri…
Lebih baik lepak di Balcony….

Hening..                 Kenyir Lake, Qooala Berank, T’ngganu 21 March 1993

Kalau sunyi…aku memang sudah biasa….
Meski sebetulnya…suasana ini boleh membantuku mengobati luka…
Luka…yg memang harus aku sendiri yg mencari obatnya…
Bukan dia…bukan kamu…apalagi mereka….
Seperti Tuk Bujang sering berkata…setiap perkara ada hikmahnya…
Baik dan buruk……manis dan pahit…itu memang jalannya manusia….
Sedangkan lidah pun tergigit…apalagi ini urusan cinta….
Bahagia dan kecewa itu tak terlihat garis batasnya…
Disini…di tasik ini…kubawa hatiku menyendiri….
Dan ku tak ingin seorangpun datang mencari….
Karena ini… memang murni…urusan hati…
Dan obat yg paling baik memang mengunyah sepi…
Hening itu berwajah bening…
Niatku mengurai keruh… meski kepalaku terasa pening…
Esuk…lusa…nanti…yg pasti,.. ku menunggu hingga lukaku kering…
Dan disini…sendiri…aku bertemankan se joran pancing….


Jakarta 1               Plaza Semanggi, Halte Bis, Jakarta 2003

Aku seperti kucing yg terperangkap di tengah tengah air…
Kedepan basah…mundurpun kuyup…
Mengerikan sekali suasana disini…mengintimidasi…
Dan orang yg lalu lalang…..memasang wajah tak perduli…
Budaya mereka memang budaya acuh…
Sering kudengar cerita tentangnya…
Tentang kemegahannya…
Tentang orang orang kayanya….
Tentang kehidupannya….
Tentang Jakarta……
Kini aku disini…di depan Plaza Semanggi…
Duduk sendiri, bercumbu dengan secangkir kopi…
Jakarta,.. kota yg menjanjikan harta…kata mereka..
Tapi sekaligus kota yg menjadi gudang nestapa…
Jakarta…sebuah Kota Metropolitan…
Yg juga sebuah kota yg berpenyakitan….
Dadaku mulai sesak…
Menghirup Cocktail Carbon monoksida..
Bercampur debu yg memenuhi angkasa….
Dibumbui dengan bising polusi suara…
Ini rupanya yg disebut modernisasi kota…
Disinilah rupanya….
Orang orang kaya berkumpul…
Orang orang yg penuh kuasa bercokol…
Orang orang tangguh yg terus berjuang….
Orang orang yg bermimpi mendapat syurga…
Dan orang orang culas yg menunggu mangsa….
Menjadi bagian dari Jakarta…….

Frost Bite      2                           Anchorage, Alaska… 19 February 2010

Hidungku berasap…
Mulutku berasap…dan kurasa…
Buntutku juga ikut berasap….
Tiga lapis jaket memelukku erat…
Beban sepuluh kilo ini memang berat…
Tapi kupakai juga..dari pada aku beku dan sekarat…
Ketulan daging panas itu nampaknya sedap…
Dipanggang kayu yg apinya hingga ke atap…
Hadir di depanku dan langsung kusantap….
Kutenggak kopi yg kucampur JD…
Hanya sekedar tuk menghangatkan nadi…
Marlboro light memang kawan sejati…
Kusarungkan Boot kulit beruang….
Sarung tangan bulu memang tak pernah lekang…
Leather Jacket yg berat itu membuat aku agak berang…


Frost Bite      1                          Anchorage, Alaska… 18 February 2010

Rasanya persis seperti monyet di dalam karung
Badan Asiaku…memang susah mencari size jacket yg nyambung..
Hampir satu Store kuselongkar seperti orang gemblung…
Begitu kupakai…di depan cermin..wajahku mirip Jaka Sembung
Aku duduk di dalam MPV yg agak aneh….
Roda belakangnya seperti Tank dan agak nyleneh…
Ban depannya berpaku…memang menundang orang untuk menoleh..
Kata mereka…jalan diatas Es memang bukan perkara remeh..
Katanya … kita menyberangi Thundra …
Tapi..satu pohonpun.. sepertinya tak ada…
Yg kulihat hanya Salju dan binatang yg mirip Rusa..
Beruang Kutub pun sepertinya sedang terlena…

Saturday, March 3, 2012

B. A. L. I. (dimata seorang kere bernama Chemonk )


B. A. L. I. (dimata seorang kere bernama Chemonk )
ONGKO Kaping Kalih ( Part two )
Prolog
          Pendaran sinar surya di pagi itu, menembus celah dedaunan nyiur yg berjajar di pekarangan rumah lalu menghujam setiap jengkal rumah yg beratap jerami di pinggir sawah yg terbentang anggun seperti tangga menuju mercapada itu.

         Gemericik air dari anak sungai yg mengalir di tepi bendang sawah itu seolah masih terbuai oleh kabut tipis yg mengambang dan berembun di pucuk daun padi dan rerumputan…

         Ubud sudah terbangun dari tidurnya,…ayampun berkokok sambil bertengger angkuh diatas bamboo yg melintang batas sungai kecil yg mengalir di tepi Pura Tua….anjingpun mulai menggonggong mengejar anak kecil yg berlari keluar dari rumah tanpa alas kaki, menuju ke sungai di ujung pekarangan  untuk mandi….dengan cepat,.. keduanya hilang di balik tembok pekarangan rumah keluarga….

       Si Ibu, …seperti kebiasaan nenek moyangnya,…setiap paginya,… menyiapkan sesajian dan dupa wangi untuk persembahan kepada Sang Hywang Widiwasa untuk memanjatkan rasa syukur,..sementara sang Ayah dan sang kakek sudah mulai sibuk membenahi kurungan Ayam Sabungnya keluar rumah, agar bermandi cahaya pagi….

        Pipa dari tulang ayam yg sudah berkurun di balut warna cokelat nekotin itu,.. masih melekat di mulutnya yg hampir tak bergigi….sebentar sebentar sambil berjalan terbongkok… dia membetulkan kain  lusuh yg membalut sebagian badannya yg sudah mulai penat dan rapuh itu….begitupun , masih Ia sempatkan untuk mengelus setiap kepala Ayam Sabungnya yg baru ia pindahkan dari dalam rumah tadi....sebuah limpahan kasih sayang…sebuah motivasi…sebuah wujud simbiosis yg begitu ketara….sebuah nostalgia yg mampu memberinya limpahan energy….

       Suara gemeretak api batok kelapa yg marak di Pawon Batu itu,  bertingkah dengan bau wangi  Nasi yg baru ditanak…dan seduhan Kopi Bali yg mencolek hidung itu…pertanda hari yg baru sudah mulai……dan sesaji… harus di persembahkan…ritual mantra harus di ucapkan,…agar hidup bisa lebih langgeng dan tentram dalam dekapan berkah Nya……..

      Daun Janur hijau yg dianyam menyerupai sebuah Nampan Kecil, yg disebut Banten, sudah disiapkan oleh sang Ibu,… disitu,… disusun bunga segar yg wangi…  sejimpit beras,.. kemudian di persembahkan dengan sebatang Dupa Wangi dan air Kasturi,  persembahan untuk Bathara Brahma , sang Dewa Api.

     Dimulai dari rumah yg merupakan puri mereka,… pekarangan rumah ….gerbang…Pura dan berakhir di pura kecil di tengah sawah mereka..Banten banten itu memagari setiap sudut pandang….agar Bathara Brahma bisa melihatnya dimanapun dia mengejawantah di mercapada ini…..untuk melindungi dan memberkahi setiap jengkal tanah dan hati para kawula titisan dewa ini…..

     Pagi telah mengawali hari baru yg berganti,…masih dengan ritual yg sama, yg diajarkan oleh leluhur mereka berkurun waktu lamanya….sebuah tradisi,… sebuah kepatuhan,..sebuah kesyukuran…dan sebuah nuansa yg tidak akan  kita temui di mana mana, …selain di Bali….di tanah para Dewa,..di pulau sejuta Pura ini…….

UBUD  ( I’m in love…with the art )
  
                Ubud ,merupakan sebuah Pekan atau kota kecil yg sangat rupawan dan sexy,… yg letaknya di tengah pulau Bali..lebih kurang sekitar satu jam dari Denpasar,..biasanya .. aku sengaja ikut dari arah Sukawati, Gianyar untuk pergi ke Ubud…

                 Sukawati merupakan sebuah Pasar Seni, yg memang menjadi salah satu Destinasi Wisata, karena jalurnya memang sinkron dengan jalur Ubud…Sukawati di penuhi dengan berbagai macam barang seni, dari Patung, lampu hias, sandal hias, topeng,..kalung manic manic..kain Bali..dan berbagai pernik interior yg lain…

                             Aku sering singgah disini, karena disitu juga banyak dijual barang barang Percussion kecil dan berbagai macam,… bahkan Perkusi yg berasal dari Brazil dan Afrika, serta Maori ada di jual disitu..dan aku bisa berjam jam disitu, hanya melihat, menikmati dan mencoba serta pulang membawa beberapa Perkusi, karena aku memang mengoleksi perkusi tersebut… yuuup..minatku di Perkusi sejak dulu…Tidak banyak yg bisa ku Highlight dari sini….sebuah Pasar Seni,.. Pusat pernik Souvenirs Bali…..tempat Shopping untuk yg berduit.. bawa pulang Souvenirs…pertanda bahwa kita sudah sampai Bali…..

                         Lebih dari satu abad ia telah menjadi pusat kegiatan Seni di Pulau itu…Dari seni rupa, seni tari dan bahkan seni music……….yg ketika itu, Ubud terkenal sebagai tempat ngumpulnya para Hippies, Bag packers, pencari ketenangan, seniman, pengembara dan berbagai macam jenis manusia pencari inspirasi dan ketenangan jiwa,.. 
                           Ubud kini menjadi tumpuan para pemburu barang barang seni,…barang barang hiasan Interior,dan para kolektor lukisan yg terus memenuhi Ubud sepanjang tahun…tidak heran, jika Ubud ditempatkan dalam posisi yg amat istimewa di peta wisata pulau dewata ini. 
                 Keberadaan Ubud sendiri, merupakan factor penunjang yg tidak bisa di anggap remeh. Sejarah dan keberadaannya, dalam peta Seni Pulau dewata, memang merupakan Great Advantage tersendiri. 

                          Dengan Lanscape Teras Sawah Padi bertingkat…Pura yg masih setiap minggu di penuhi anak anak dan remaja yg belajar Tari Bali, juga di semua Bale Banjar, yg setiap hari masih memperdengarkan suara gamelannya dan tidak ketinggalan kegiatan Fine Arts yg ditunjang oleh wujudnya beratus Gallery disitu..

                       Memang..kita seperti dibuai dengan Wewangian Dupa Seni… yg melenakan, memanjakan, menghembuskan nafas Samsara yg membuai dan membawa kita kedunia yg lain….Nuansa, ambiance serta atmosphere seni yg tiada duanya…khas…unique,…Sexy….di padu dengan hentakan hentakan Staccato Pentatonic Gamelan  Bali yg begitu dinamik…aku kesengsem…aku terbuai…dan aku Jatuh Cinta….dan celakanya…aku tinggal disini…ya…aku kerasan…. I’m In Love…..

                 Dua sisi yg selalu kita lihat di wajah Bali akan kita rasakan sekali, bila kita sedang berada di Ubud…perpaduan sebuah Tradisi Budaya yg pekat, kenthal, di balut dengan Nilai Business yg luar biasa…business wisata, business budaya dan seni…


               Seingatku,..ya baru Bali yg mengandalkan income dari kegiatan itu…dan itu tidak lepas dari Tradisi ritual dan Budaya yg berkesinambungan dan penuh dengan dedikasi yg tinggi…Bali memang lain…tradisi itu sendiri telah menempatkan Bali sebagai sesuatu yg lain dari yg lain…

        Jangan heran, jika sewaktu anda di ubud,… banyak berkeliaran Bule Bule yg sudah lama ngendon di Bali, ..berbahasa Indonesia, …bahkan beberapa dari mereka fasih berbahasa Bali,… berkeliaran seperti seniman,.. dengan Tatoo di lengan dan kaki mereka,… 

         Sepertinya memang banyak yg sengaja nggak mau hengkang dari Ubud,…ada yg memang pecinta seni sejati,…tapi kebanyakan dari mereka sudah punya perusahaan, yg biasanya,.. menempatkan diri mereka sebagai Pialang Business Seni dan Interior untuk pasaran Eropa dan Amerika…dari Furniture,..Lukisan,.. gebyok,..rumah knock down dan berbagai macam Pernik Interior yg berbasis bahan Kayu, Bamboo ataupun Batu, serta batik dan tenunan….

       Karena telah sekian lama menjadi barometer Seni di Bali,… Ubud melengkapi diri dengan berbagai Fasilitas penunjang yg memungkinkan orang akan bisa lebih lama untuk tinggal disitu,.. baik sekedar berwisata,.. penikmat seni.. atau bahkan Investor yg tertarik untuk mengembangkan Ubud sebagai Bali Central of Art dan Sanctuary of Soul….

                       Hotel hotel berbintang lima, Mansions dan berbagai jenis tempat penginapan dan berbagai jenis akomodasi sudah menjamur disitu…Restoran, Spa, Café…Circle K dan segala macamnya sudahpun ada .
    Yg paling mengesankan, mungkin Villa Villa yg artistic mulai
mendominasi Landscape Ubud dengan Back ground Sawah sawah berteras yg memberikan kedamaian….sungai kecil yg jernih…dipadu dengan sayup suara Gamelan dari Pura atau Banjar terdekat….,seperti sebuah display seni exterior dan interior yg tidak aka ada habisnya…

                   Architecture Bali, merupakan sebuah architectural Symbol yg masih menganut unsur tradisi Bali, yaitu ,.Tri Hita Karana,…sebuah pengejawantahan dari tiga unsur penting, yaitu : Jiwa ( Soul ), Angga ( body )dan kekuatan atau kemampuan….dan itu jelas sekali terpampang dan terukir indah pada setiap Pura yg ada di Bali.

                  Jelas sekali memang, …Gaya Architectural di pulau dewata merupakan satu perjalanan panjang yg tersendiri,…perjalanan panjang sebuah sejarah Hindu Bali dan Jawa Dwipa.

                   Kombinasi kombinasi Traditional yg merupakan Perpaduan dua Budaya Kuno, yaitu Gaya Bali Aga dan Gaya Majapahit….dan gaya gaya itulah yg sekarang banyak di manfaatkan oleh para Pereka Bentuk Bangunan dan Interior,… untuk memberi sentuhan sentuhan Architectural khas Bali, yg dapat kita nikmati pada hampir setiap design bangunan di Bali, terutama pada Villa Villa, Café, Spa, Restoran dan Hotel Hotel yg mewah….

         Kesannya, seperti kita memasuki sebuah Museum yg masih hidup ( the Living Museum ). Itulah kesanku terhadap Ubud….sama seperti, jika anda masuk ke Gereja St. Peter Basilica di Vatican City, Italy,…sepertinya semua kebudayaan Italy di tumpahkan kesitu, sebagai sebuah Living Museum….

          Setelah berkurun lamanya,.. Ubud masih banyak dikunjungi para Kaum Bag Packers dari seluruh dunia…mungkin karena referensi Ubud di mata dunia sudah begitu dikenal dan yg pasti…mereka yg pernah dating ke Ubud, sering bercerita..atau menulis…dan itu akan mengundang Curiosity untuk mereka datang dan menikmatinya…..untuk kemudian mereka ceritakan kembali….dengan membawa sebuah kesan…yg dituturkan….menjadi sebuah Tutur Tinular…..

            Ubud belum rusak,…karakternya masih terlalu kuat untuk di rusakkan… dan masih memancarkan tarikan Magnet yg kuat untuk menarik orang dari segala penjuru dunia….dari seniman, arcithect,..pemusik,….antropolog,..dan tentu saja Wiasatawan… meski jalan ke Ubud bagiku terlalu kecil, untuk sebuah tempat yg bernama Besar seperti Ubud….

       Tidak diragukan lagi,.. memang Ubud tempat terbaik untuk tinggal, selama anda mengunjungi Bali,…alas an yg sangat sederhana,..Ubud mewakili apa yg anda ingin tau tentang Bali….dari Budayanya, kenyamanan, alamnya, dan tentu Inspirasi yg mungkin anda bisa gali selama tinggal di Ubud… 

                 Berlebihan ? tentu tidak…apa yg anda ingin tau tentang Bali, semua ada disitu… terwakili oleh Ubud…Pemandangan Sawah Padi yg bertingkat,..Desa desa kecil,..seni, kerajinan tangan, Istana Kuno, sungai, akomodasi yg murah, sampai Hotel yg Harga satu malamnya menegangkan Bulu Jembrina juga tersedia….dan karena Letaknya yg persis di tengah,… maka akan dengan mudah untuk ke Gunung, pantai dan kota kota terdekat yg lain…..

        Oh ya… mungkin anda belum tau,…Gamelan di Bali itu merupakan perangkat Ibadah….jadi bukan hanya melulu sebuah Tradisi…tapi jauh lebih penting dari hanya sebuah Pelestarian seni budaya…Gamelan, Tari dan fine art.. yg ada pada setiap jiwa orang Bali,.. merupakan satu Ibadah… satu Ritual….satu bentuk kesyukuran…jadi,..di semua Banjar ( Village ), akan terus dan selalu ada kegiatan Latihan Gamelan, latihan tari… untuk kegiatan Ritual mereka….

        Sangat berbeda dengan Gamelan di Jawa,..di Jawa, Gamelan rusak karena nganggur tidak di mainkan…karena , terus terang..penempatan Gamelan pada masyarakat  Jawa,.. terlalu Eksklusif…di barengi dengan Lunturnya Budaya Jawa karena mereka mulai menganut Fahaman yg berbeda,… dan menjadikan mereka melihat Jawa dengan Kaca Mata Kepercayaan yg berbeda…yg membuat Budaya Jawa, lambat atau cepat akan luntur, …..dan diganti dengan sesuatu yg baru… yg mereka sebut sebagai Modernisasi…contohnya…CD…kaset dll…yg isinya rekaman Gamelan Jawa…

          Rohnya Jawa mulai memudar,…sedangkan,.. untuk sebuah daerah ,.. nggak usah Banjar atau desa..Pada tingkat Kabupaten saja …sudah susah untuk kita melihat Eksistensi Gamelan Jawa yg aktif dimainkan…ditambah dengan Terkontaminasinya Wayang Kulit di jawa,… dengan Tambahan Keyboard dan Cymbal serta Bass Drum ,dalam setiap pementasannya,.. itu sudah merupakan satu bentuk Pengkhianatan Seni dimataku . Dimana,.. Wayang Kulit, sudah keluar dari Pakemnya…hilang Kesakralan Wayang Kulit…pupus…

      Bali…memang lain dari yg lain… di bentangan Jagad yg begitu luas…aku belum menjumpai Sebuah Budaya yg kekal, karena Bukan hanya Tradisi,… tapi kekalnya Seni Budaya Bali, karena kebersatuan Seni Budaya itu sendiri dengan Kegiatan Rutin Ritual mereka…ya… mereka melihat itu dengan Kaca Mata Kepercayaan yg sama. Dan kebanggaan mereka sebagai Orang Bali…

             Dan ketika kita berbicara soal Ritual… maka disini kita juga bicara soal Ketaatan kita kepada Kepercayaan yg kita anut dan kesakralan Ritual itu sendiri…..dan Masyarakat Bali mempunyai itu…unsur unsur itu,.. belum luntur dari Bali… unsur unsur itu… belum terlucuti dari Bumi Dewata…dan aku sangat menghormati itu…..dan secara tidak sengaja,… Ubud telah banyak membuka mataku,.. Bali telah berhasil mencuci dan mengikis debu debu kotor yg menyelimuti Khazanah Seni Indonesia…..

      Dan Ubud sendiri,… dimataku,..seperti sebuah Gallery Seni yg tidak akan habis tereksplorasi oleh naluri Seni yg ada di jiwaku…..sepertinya,..setiap Wujud,.. apapun dia…merupakan pengejawantahan Ketaatan Orang Bali dalam beribadah…..setiap kegiatan Seni mereka, .. tidak pernah lepas dari Nurani Mereka untuk melakukannya sebagai suatu Persembahan kepada Hywang Widi Wasa…tanda kesyukuran mereka…..tanda bahwa Dewa Dewa masih mengayomi dan memberkati Mayapada ini…..


















ndominasi Landscape Ubud dengan Back ground Sawah sawah berteras yg memberikan kedamaian….sungai kecil yg jernih…dipadu dengan sayup suara Gamelan dari Pura atau Banjar terdekat….,seperti sebuah display seni exterior dan interior yg tidak aka ada habisnya…