B. A. L. I. (dimata seorang kere bernama Chemonk )
ONGKO Kaping Kalih ( Part two )
Prolog

Gemericik air dari anak sungai yg mengalir di tepi bendang sawah itu seolah masih terbuai oleh kabut tipis yg mengambang dan berembun di pucuk daun padi dan rerumputan…
Ubud sudah terbangun dari tidurnya,…ayampun berkokok sambil bertengger angkuh diatas bamboo yg melintang batas sungai kecil yg mengalir di tepi Pura Tua….anjingpun mulai menggonggong mengejar anak kecil yg berlari keluar dari rumah tanpa alas kaki, menuju ke sungai di ujung pekarangan untuk mandi….dengan cepat,.. keduanya hilang di balik tembok pekarangan rumah keluarga….
Si Ibu, …seperti kebiasaan nenek moyangnya,…setiap paginya,… menyiapkan sesajian dan dupa wangi untuk persembahan kepada Sang Hywang Widiwasa untuk memanjatkan rasa syukur,..sementara sang Ayah dan sang kakek sudah mulai sibuk membenahi kurungan Ayam Sabungnya keluar rumah, agar bermandi cahaya pagi….
Pipa dari tulang ayam yg sudah berkurun di balut warna cokelat nekotin itu,.. masih melekat di mulutnya yg hampir tak bergigi….sebentar sebentar sambil berjalan terbongkok… dia membetulkan kain lusuh yg membalut sebagian badannya yg sudah mulai penat dan rapuh itu….begitupun , masih Ia sempatkan untuk mengelus setiap kepala Ayam Sabungnya yg baru ia pindahkan dari dalam rumah tadi....sebuah limpahan kasih sayang…sebuah motivasi…sebuah wujud simbiosis yg begitu ketara….sebuah nostalgia yg mampu memberinya limpahan energy….
Suara gemeretak api batok kelapa yg marak di Pawon Batu itu, bertingkah dengan bau wangi Nasi yg baru ditanak…dan seduhan Kopi Bali yg mencolek hidung itu…pertanda hari yg baru sudah mulai……dan sesaji… harus di persembahkan…ritual mantra harus di ucapkan,…agar hidup bisa lebih langgeng dan tentram dalam dekapan berkah Nya……..
Daun Janur hijau yg dianyam menyerupai sebuah Nampan Kecil, yg disebut Banten, sudah disiapkan oleh sang Ibu,… disitu,… disusun bunga segar yg wangi… sejimpit beras,.. kemudian di persembahkan dengan sebatang Dupa Wangi dan air Kasturi, persembahan untuk Bathara Brahma , sang Dewa Api.
Dimulai dari rumah yg merupakan puri mereka,… pekarangan rumah ….gerbang…Pura dan berakhir di pura kecil di tengah sawah mereka..Banten banten itu memagari setiap sudut pandang….agar Bathara Brahma bisa melihatnya dimanapun dia mengejawantah di mercapada ini…..untuk melindungi dan memberkahi setiap jengkal tanah dan hati para kawula titisan dewa ini…..
Pagi telah mengawali hari baru yg berganti,…masih dengan ritual yg sama, yg diajarkan oleh leluhur mereka berkurun waktu lamanya….sebuah tradisi,… sebuah kepatuhan,..sebuah kesyukuran…dan sebuah nuansa yg tidak akan kita temui di mana mana, …selain di Bali….di tanah para Dewa,..di pulau sejuta Pura ini…….
UBUD ( I’m in love…with the art )

Sukawati merupakan sebuah Pasar Seni, yg memang menjadi salah satu Destinasi Wisata, karena jalurnya memang sinkron dengan jalur Ubud…Sukawati di penuhi dengan berbagai macam barang seni, dari Patung, lampu hias, sandal hias, topeng,..kalung manic manic..kain Bali..dan berbagai pernik interior yg lain…
Aku sering singgah disini, karena disitu juga banyak dijual barang barang Percussion kecil dan berbagai macam,… bahkan Perkusi yg berasal dari Brazil dan Afrika, serta Maori ada di jual disitu..dan aku bisa berjam jam disitu, hanya melihat, menikmati dan mencoba serta pulang membawa beberapa Perkusi, karena aku memang mengoleksi perkusi tersebut… yuuup..minatku di Perkusi sejak dulu…Tidak banyak yg bisa ku Highlight dari sini….sebuah Pasar Seni,.. Pusat pernik Souvenirs Bali…..tempat Shopping untuk yg berduit.. bawa pulang Souvenirs…pertanda bahwa kita sudah sampai Bali…..

Ubud kini menjadi tumpuan para pemburu barang barang seni,…barang barang hiasan Interior,dan para kolektor lukisan yg terus memenuhi Ubud sepanjang tahun…tidak heran, jika Ubud ditempatkan dalam posisi yg amat istimewa di peta wisata pulau dewata ini.

Dengan Lanscape Teras Sawah Padi bertingkat…Pura yg masih setiap minggu di penuhi anak anak dan remaja yg belajar Tari Bali, juga di semua Bale Banjar, yg setiap hari masih memperdengarkan suara gamelannya dan tidak ketinggalan kegiatan Fine Arts yg ditunjang oleh wujudnya beratus Gallery disitu..
Memang..kita seperti dibuai dengan Wewangian Dupa Seni… yg melenakan, memanjakan, menghembuskan nafas Samsara yg membuai dan membawa kita kedunia yg lain….Nuansa, ambiance serta atmosphere seni yg tiada duanya…khas…unique,…Sexy….di padu dengan hentakan hentakan Staccato Pentatonic Gamelan Bali yg begitu dinamik…aku kesengsem…aku terbuai…dan aku Jatuh Cinta….dan celakanya…aku tinggal disini…ya…aku kerasan…. I’m In Love…..
Dua sisi yg selalu kita lihat di wajah Bali akan kita rasakan sekali, bila kita sedang berada di Ubud…perpaduan sebuah Tradisi Budaya yg pekat, kenthal, di balut dengan Nilai Business yg luar biasa…business wisata, business budaya dan seni…
Seingatku,..ya baru Bali yg mengandalkan income dari kegiatan itu…dan itu tidak lepas dari Tradisi ritual dan Budaya yg berkesinambungan dan penuh dengan dedikasi yg tinggi…Bali memang lain…tradisi itu sendiri telah menempatkan Bali sebagai sesuatu yg lain dari yg lain…
Jangan heran, jika sewaktu anda di ubud,… banyak berkeliaran Bule Bule yg sudah lama ngendon di Bali, ..berbahasa Indonesia, …bahkan beberapa dari mereka fasih berbahasa Bali,… berkeliaran seperti seniman,.. dengan Tatoo di lengan dan kaki mereka,…
Sepertinya memang banyak yg sengaja nggak mau hengkang dari Ubud,…ada yg memang pecinta seni sejati,…tapi kebanyakan dari mereka sudah punya perusahaan, yg biasanya,.. menempatkan diri mereka sebagai Pialang Business Seni dan Interior untuk pasaran Eropa dan Amerika…dari Furniture,..Lukisan,.. gebyok,..rumah knock down dan berbagai macam Pernik Interior yg berbasis bahan Kayu, Bamboo ataupun Batu, serta batik dan tenunan….

Hotel hotel berbintang lima, Mansions dan berbagai jenis tempat penginapan dan berbagai jenis akomodasi sudah menjamur disitu…Restoran, Spa, Café…Circle K dan segala macamnya sudahpun ada .
Yg paling mengesankan, mungkin Villa Villa yg artistic mulai
mendominasi Landscape Ubud dengan Back ground Sawah sawah berteras yg memberikan kedamaian….sungai kecil yg jernih…dipadu dengan sayup suara Gamelan dari Pura atau Banjar terdekat….,seperti sebuah display seni exterior dan interior yg tidak aka ada habisnya…

Jelas sekali memang, …Gaya Architectural di pulau dewata merupakan satu perjalanan panjang yg tersendiri,…perjalanan panjang sebuah sejarah Hindu Bali dan Jawa Dwipa.
Kombinasi kombinasi Traditional yg merupakan Perpaduan dua Budaya Kuno, yaitu Gaya Bali Aga dan Gaya Majapahit….dan gaya gaya itulah yg sekarang banyak di manfaatkan oleh para Pereka Bentuk Bangunan dan Interior,… untuk memberi sentuhan sentuhan Architectural khas Bali, yg dapat kita nikmati pada hampir setiap design bangunan di Bali, terutama pada Villa Villa, Café, Spa, Restoran dan Hotel Hotel yg mewah….
Kesannya, seperti kita memasuki sebuah Museum yg masih hidup ( the Living Museum ). Itulah kesanku terhadap Ubud….sama seperti, jika anda masuk ke Gereja St. Peter Basilica di Vatican City, Italy,…sepertinya semua kebudayaan Italy di tumpahkan kesitu, sebagai sebuah Living Museum….

Ubud belum rusak,…karakternya masih terlalu kuat untuk di rusakkan… dan masih memancarkan tarikan Magnet yg kuat untuk menarik orang dari segala penjuru dunia….dari seniman, arcithect,..pemusik,….antropolog,..dan tentu saja Wiasatawan… meski jalan ke Ubud bagiku terlalu kecil, untuk sebuah tempat yg bernama Besar seperti Ubud….

Berlebihan ? tentu tidak…apa yg anda ingin tau tentang Bali, semua ada disitu… terwakili oleh Ubud…Pemandangan Sawah Padi yg bertingkat,..Desa desa kecil,..seni, kerajinan tangan, Istana Kuno, sungai, akomodasi yg murah, sampai Hotel yg Harga satu malamnya menegangkan Bulu Jembrina juga tersedia….dan karena Letaknya yg persis di tengah,… maka akan dengan mudah untuk ke Gunung, pantai dan kota kota terdekat yg lain…..
Oh ya… mungkin anda belum tau,…Gamelan di Bali itu merupakan perangkat Ibadah….jadi bukan hanya melulu sebuah Tradisi…tapi jauh lebih penting dari hanya sebuah Pelestarian seni budaya…Gamelan, Tari dan fine art.. yg ada pada setiap jiwa orang Bali,.. merupakan satu Ibadah… satu Ritual….satu bentuk kesyukuran…jadi,..di semua Banjar ( Village ), akan terus dan selalu ada kegiatan Latihan Gamelan, latihan tari… untuk kegiatan Ritual mereka….
Sangat berbeda dengan Gamelan di Jawa,..di Jawa, Gamelan rusak karena nganggur tidak di mainkan…karena , terus terang..penempatan Gamelan pada masyarakat Jawa,.. terlalu Eksklusif…di barengi dengan Lunturnya Budaya Jawa karena mereka mulai menganut Fahaman yg berbeda,… dan menjadikan mereka melihat Jawa dengan Kaca Mata Kepercayaan yg berbeda…yg membuat Budaya Jawa, lambat atau cepat akan luntur, …..dan diganti dengan sesuatu yg baru… yg mereka sebut sebagai Modernisasi…contohnya…CD…kaset dll…yg isinya rekaman Gamelan Jawa…
Rohnya Jawa mulai memudar,…sedangkan,.. untuk sebuah daerah ,.. nggak usah Banjar atau desa..Pada tingkat Kabupaten saja …sudah susah untuk kita melihat Eksistensi Gamelan Jawa yg aktif dimainkan…ditambah dengan Terkontaminasinya Wayang Kulit di jawa,… dengan Tambahan Keyboard dan Cymbal serta Bass Drum ,dalam setiap pementasannya,.. itu sudah merupakan satu bentuk Pengkhianatan Seni dimataku . Dimana,.. Wayang Kulit, sudah keluar dari Pakemnya…hilang Kesakralan Wayang Kulit…pupus…
Bali…memang lain dari yg lain… di bentangan Jagad yg begitu luas…aku belum menjumpai Sebuah Budaya yg kekal, karena Bukan hanya Tradisi,… tapi kekalnya Seni Budaya Bali, karena kebersatuan Seni Budaya itu sendiri dengan Kegiatan Rutin Ritual mereka…ya… mereka melihat itu dengan Kaca Mata Kepercayaan yg sama. Dan kebanggaan mereka sebagai Orang Bali…
Dan ketika kita berbicara soal Ritual… maka disini kita juga bicara soal Ketaatan kita kepada Kepercayaan yg kita anut dan kesakralan Ritual itu sendiri…..dan Masyarakat Bali mempunyai itu…unsur unsur itu,.. belum luntur dari Bali… unsur unsur itu… belum terlucuti dari Bumi Dewata…dan aku sangat menghormati itu…..dan secara tidak sengaja,… Ubud telah banyak membuka mataku,.. Bali telah berhasil mencuci dan mengikis debu debu kotor yg menyelimuti Khazanah Seni Indonesia…..
Dan Ubud sendiri,… dimataku,..seperti sebuah Gallery Seni yg tidak akan habis tereksplorasi oleh naluri Seni yg ada di jiwaku…..sepertinya,..setiap Wujud,.. apapun dia…merupakan pengejawantahan Ketaatan Orang Bali dalam beribadah…..setiap kegiatan Seni mereka, .. tidak pernah lepas dari Nurani Mereka untuk melakukannya sebagai suatu Persembahan kepada Hywang Widi Wasa…tanda kesyukuran mereka…..tanda bahwa Dewa Dewa masih mengayomi dan memberkati Mayapada ini…..
ndominasi Landscape Ubud dengan Back ground Sawah sawah berteras yg memberikan kedamaian….sungai kecil yg jernih…dipadu dengan sayup suara Gamelan dari Pura atau Banjar terdekat….,seperti sebuah display seni exterior dan interior yg tidak aka ada habisnya…
No comments:
Post a Comment